Gunakan Waktu Sebaik-baiknya |
Bismillah...
Waah...
melihat judulnya, apa kita yakin bahwa kita adalah manajer yang baik bagi diri
kita? Yakinlah kita bisa!
Berbicara
tentang manajemen waktu, pasti tak akan lepas daeri yang namanya waktu. Ada
yang tahu apa itu waktu, bagaimana kita memaknainya, bagaimana selama ini kita
menggunakannya?
Waktu oh waktu. Banyak orang
berpendapat waktu itu sangat berharga bahkan lebih berharga dari emas batangan
24 karat sekalipun. Waw.... seberharga
itukah kawan?
Ada pendapat “Time is money” ada juga yang berkata “waktu
itu ibarat nyawa”. Memang benar, waktu itu amat berharga kawan. Ingatkah kamu
salah satu hal yang akan ditanyakan Allah swt kelak kepada kita? Ya, salah
satunya adalah masa mudamu digunakan untuk apa. Sudah sangat terang di sini
dibahas mengenai masa yang kita artikan sebagai sang waktu. Bayangkanlah apa
yang akan kita jawab kelak bila waktu yang diberikan kepada kita di dunia ini
kita lewatkan dengan hal-hal yang tidak berguna, malah banyak berbuat maksiat,
astaghfirullah....
Waktu adalah sesuatu yang paling
berharga yang dimiliki seseorang dalam hidupnya.
Banyak orang tahu dan menyadari
hal tersebut namun banyak pula yang melalaikan dan menyia-nyiakannya begitu
saja. Padahal membuang waktu sama artinya dengan membunuh diri sendiri. Sebab,
waktu adalah kehidupan. Bayangkanlah bila kamu berada di situasi di mana satu
detik yang terlewat maka akan membunuhmu. Misalkan saja di rumah sakit, ada
keadaan gawat darurat, kita menjadi seorang dokter di sana. Kita menangani
pasien dengan keadaan yang sangat kritis namun masih ada peluang untuk
menyelamatkannya. Banyangkan saat itu karena lalai dan tidak bersegera memanfaatkan
waktu, pasien yang seharusnya masih bisa diselamatkan akhirnya meninggal dunia.
Betapa penyesalan akan menghinggapi diri.
Sebagai pelajar, sering kita
temui bahkan kita rasakan dan lakukan. Di akhir semester tugas-tugas harus
dikumpulkan. Waktu yang tersisa hanya dua hari, tugas yang harus diselesaikan
sangat banyak, ada makalah, kerajinan, artikel, dan sebagainya. Tak hanya
berasal dari satu bidang studi, hampir semua bidang studi ada tugasnya. Wah...
mantap! Lalu dengan mengerahkan segenap kemampuan dang tenaga, tak lupa
berbekal kopi untuk begadang, sampai-sampai lupa makan dan lupa mandi. Semua
tugas terselesaikan, tapi bagaimana kualitasnya? Jangan ditanya sudah tentu
berpijak pada prinsip “yang penting mengerjakan, yang penting selesai sesuai
deadline”. Sebenarnya apabila dikerjakan
dengan baik, dengan perencanaan matang, banyak referensi, yang berarti banyak
memerlukan waktu, hasil yang dicapai akan memberi kepuasan pada diri. Belum
lagi efek terhadap tubuh, maag kambuh, meriang, setiap hari inginnya hibernasi.
Waduh! Efeknya mantap.
Kawan, pernah tidak merasa,
berkata, maupun berkeyakinan seperti ini “Saya tidak punya waktu” atau “Suatu
hari nanti saya akan mempunyai waktu yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan
yang tertinggal”, bahkan mungkin berpikir bahwa waktu dua puluh empat jam tidak
cukup untuk melakukan segala aktivitas yang seharusnya dilakukan pada hari itu.
Permasalahan sebenarnya apakah
terletak pada jumlah jam yang ada sehingga waktu yang tersedia dua puluh empat
jam tidak cukup untuk melakukan kegiatan yang semestinya dilakukan pada hari
itu? Atau apakah permasalahan sebenarnya terletak pada ketidaksanggupan kita
dalam memanajemen waktu sehingga kita tidak bisa memanfaatkannya sebaik
mungkin?
Satu hal yang perlu kita pahami
bahwa setiap manusia memiliki kadar waktu yang sama dalam sehari semalam, yaitu
dua puluh empat jam. Dan hal ini berlaku bagi siapa saja entah itu orang kaya,
orang miskin, mahasiswa, pengangguran, pekerja, saudagar, dan lain sebagianya.
Walaupun setiap manusia memiliki
kadar waktu yang sama dalam sehari semalam, namun masing-masing berbeda dalam
cara menggunakan waktu tersebut. Michael
Frutyno dari Amerika merupakan seseorang yang memiliki keahlian dalam
memanajemen waktu. Ia telah menghabiskan waktu selama dua puluh tahun untuk
melakuakn riset tentang waktu. Dari hasil risetnya, ia mengatakan bahwa manusia
biasa akan menghabiskan waktunya sebagai berikut: tujuh tahun di kamar mandi, enam
tahun di meja makan, enam bulan menunggu lampu merah di jalan raya, dan seratus
dua puluh jamm menggosok gigi.
Frutyno juga menyimpulkan bahwa
rata-rata dalam sehari seseorang hanya
memiliki waktu empat menit untuk berbicara dengan pasangan hidupnya dan
setengah menit dengan anak-anaknya.
Berdasarkan pendapat tersebut,
Dr. Ibrahim Fiqy mengatakan: jika seseorang berumur delapan puluh tahun maka ia
hanya menghabiskan dua ratus empat puluh jam atau sepuluh hari saja untuk
berbicara dengan anaknya!
Permasalahan kita sebenarnya
bukanlah ketidakcukupan waktu dalam melakukan kegiatan. Akan tetapi,
permasalahannya adalah ketidakpandaian kita dalam menggunakan waktu sebaik dan
semaksimal mungkin.
Melepaskan diri dari keyakinan
bahwa “Tidak cukup waktu” merupakan langkah awal untuk menuju sebuah hidup yang
teratur dan pemanfaatan waktu sebaik mungkin bagi kehidupan kita.
Setiap peradaban manusia
menyatkan bahwa waktu merupakan sesuatu yang sangat penting. Hadis Rasulullah
saw mengatakan bahwa:
“Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh kebanyakan orang adalah
kesehatan dan waktu luang.”
Orang yang berakal sehat tidak
akan membuang-buang waktunya secara percuma. Sebab pada hakikatnya, membuang
waktu sama artinya membunuh diri sendiri. Imam Al-Bashry mengatakan, “Wahai
anak Adam, sesungguhnya engkau ini adalah hari yang engkau lalui. Jika sebagian
hari telah berlalu maka sebagian dari dirimu juga berlalu.”
Orang yang berakal adalah mereka
yang menggunakan waktunya dengan teratur dan terencana.
Pencuri waktu
Pencuri waktu, apakah ada?
Ya, pencuri waktu memang ada. Ia adlah yang menyia-nyiakan masa, membuang-buang
menit demi menit, dan menjadikannya tidak berarti. Mereka itu adalah:
- Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan
- Tidak mengenal hal-hal yang prioritas dalam pekerjaan
- Tidak konsentrasi
- Tidak sanggup untuk mengatakan “Tidak”
- Hal-hal yang bersifat insidental
- Kegiatan yang berulang-ulang
- Perencanaan yang tidak realistis
- Tidak adanya aturan
Cara efektif
menghadapi pencuri waktu
Bagaimana sih caranya mengobati kebiasaan suka
menunda-nunda pekerjaan? Caranya adalah dengan menentukan skala prioritas dengann
baik. Susunlah jadwal harian dengan baik, setiap jadwal mesti mengandung
hal-hal penting bagi diri kita ynag harus dilaksanakan.
Berusahalah
fokus terhadap apa yang sedang kita hadapi. Jangan biarkan sesuatu pun
mengambil perhatian kita. Jika kita memulai pekerjaan maka hadapilah dengan
penuh konsentrasi.
Belajarlah
untuk mengatakan “Tidak” di hadapan orang-orang yang menginginkan kita untuk
meenyia-nyiakan waktu tanpa semestinya.
Jangan
ulangi satu kegiatan dua kali. Jika kita memulai pekerjaan maka jangan biarkan
ia terbengkalai.
Perencanaa
yang masuk akal. Jadikan rencaan yang kita susun masuk akal, begitu juga dalam
mengatur waktu yang dibutuhkan, mesti sesuai dengan porsi kerja yang dilakukan.
Untuk
menyadarkan kita tentang berharganya waktu, cobalah untuk menjawab pertanyaan
ini.
Apakah kita pernah
memikirkan jika sisa umur kita yang tertinggal hanya hitungan hari saja?
Bersama siapa kita
akan melaluinya?
Bagaiman kita kan
menjalaninya?
Apa amalan yang akan
segera kita lakukan?
Dalam keadaan apa
nantinya kita akan meninggalkan dunia ini?
Bagaimana nasib kita
kelak di akhirat sana?
Apa yang akan kita
jawab ketika kita ditanya apa saja yang kita lakukan di dunia, bagaimana kita
menggunakan waktu yang diberikan?
Mungkin saja pertanyaan
tersebut agak aneh, menyesakkan, bahkan menyakitkan bagi sebagian orang. Akan
tetapi, di balik pertanyaan tersebut memberikan pencerahan yang akan
menunjukkan kita pada kebenaran.
Anda Adalah Manajer Bagi Waktu Anda Sendiri
Jalanilah hidup kita dengan
baik. Yakinkan bahwa kita sanggup mengontrol hari-hari dann segala kegiatan
yang brsifat mendadak. Belajarlah selalu dan perkaya wawasan kita bagiaman
memanajemen waktu.
“Waktu adalah
sesuatu yang paling berharga yang Anda
miliki dan yang paling mudah Anda investasikan. Ia adalah kehidupan dan dunia
Anda. Ia adalah masa sekarang dan masa depan Anda.” Jika kita
menyia-nyiakannya, sama artinya kita menyia-nyiakan kehidupan kita sendiri.
Atau sama juga kita menyia-nyiakan mimpi dan cita-cita kita.
Dalam
hadis Rasulullah saw disebutkan: “Wahai
anak Adam, sesungguhnya hari yang engkau lalui kelak akan menjadi saksi. Maka
manfaatkanlah aku dengan baik karena aku tidak akan kembali hingga hari
kiamat.”
Gunakanlah
waktu kita sebaik mungkin dengan penuh semangat dan dengan segala kekuatan yang
kita miliki.
“Kita mesti berkembang, berubah,
dan memperbaharui diri. Jika tidak, itu artinya mengungkung diri sendiri.” (Gotha, Filosof Jerman)
Hmm... ternyata kita bisa ya
menjadi manajer yang baik bagi diri sendiri. Mulai saat ini tanamkan tekad
untuk berubah, perbaiki diri ke arah yang lebih baik, jadikanlah diri sebagai
manajer yang baik bagi diri kita sendiri.
Jalani hidup seolah maut akan menjelang. Hidupah dengan penuh cinta kepada
Allah swt. Hiduplah dengan mengikuti akhlak Rasulullah saw. Hiduplah dengan
penuh cita-cita, hiduplah dengan penuh perjuangan, hiduplah dengan penuh
kesabaran, hiduplah dengan penuh rasa cinta. Setelah itu, nikmati hidup Anda.
Dan jangan lupa, aturlah waktu dengan baik, seimbangkan urusan dunia dan urusan
akhirat. Bismillah... yuk sama-sama berubah jadi lebih baik! :)
semoga Allah swt selalu bersama dan menjaga kita.
Aamiin....
Salam! (d’brighter)
Referensi:
Fiqy, Ibrahim.
2009. Berubahlah, Agar Hidup Lebih
Hidup!. Gazzamedia. Surakarta.
0 komentar:
Posting Komentar