ASSALAMU'ALAIKUM , Welcome to UPKKI`s Blog...! (UPKKI BE A GOOD FRIEND).

Jumat, 19 Agustus 2011

RISALAH PUASA


PUASA

Secara bahasa (etimologi) berarti : menahan.

Menurut istilah syara’ (terminologi) berarti menahan diri dari perkara yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat tertentu.

Dasar wajib puasa:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa, (Al-Baqoroh 183)

Puasa diwajibkan pada bulan Sya’ban tahun kedua hijriyyah.

Hikmah puasa : menahan hawa nafsu, mengurangi syahwat, memberikan pelajaran bagi si kaya untuk merasakan lapar sehingga menumbuhkan rasa kasih sayang kepada fakir miskin, dan menjaga dari maksiat.

Syarat sah puasa:

1. Islam
2. Berakal
3. Bersih dari haid dan nifas
4. Mengetahui waktu diperbolehkan untuk berpuasa.

Berarti tidak sah puasa orang kafir, orang gila walaupun sebentar, perempuan haid atau nifas dan puasa di waktu yang diharamkan berpuasa, seperti hari raya atau hari tasyriq.

Adapun perempuan yang terputus haid atau nifasnya sebelum fajar maka puasanya tetap sah dengan syarat telah niat, sekalipun belum mandi sampai pagi.

Syarat wajib puasa:

1. Islam

Puasa tidak wajib bagi orang kafir dalam hukum dunia, namun di akhirat mereka tetap dituntut dan diadzab karena meninggalkan puasa selain diadzab karena kekafirannya.

Sedangkan orang murtad tetap wajib puasa dan mengqodho’ kewajiban-kewajiban yang ditinggalkannya selama murtad.

2. Mukallaf (baligh dan berakal).

Anak yang belum baligh atau orang gila tidak wajib puasa, namun orang tua wajib menyuruh anaknya berpuasa pada usia 7 tahun jika telah mampu dan wajib memukulnya jika meninggalkan puasa pada usia 10 tahun.

3. Mampu mengerjakan puasa (bukan orang lansia atau orang sakit).

Lansia yang tidak mampu berpuasa atau orang sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh menurut medis wajib mengganti puasanya dengan membayar fidyah yaitu satu mud (7,5 ons) makanan pokok untuk setiap harinya.

4. Mukim (bukan musafir sejauh ± 82 km dan keluar dari batas daerahnya sebelum fajar).

Rukun-rukun puasa:

1. Niat,

Niat untuk puasa wajib, mulai terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar di setiap harinya. Sedangkan niat untuk puasa sunnah, sampai tergelincirnya matahari (waktu duhur) dengan syarat:

a. diniatkan sebelum masuk waktu dhuhur

b. tidak mengerjakan hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum dan lain-lain sebelum niat.

Niat puasa Ramadhan yang sempurna:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَان هذِهِ السَّنَة ِللهِ تَعَالَى

Saya niat mengerjakan kewajiban puasa bulan Ramadhan esok hari pada tahun ini karena Allah SWT.

1. Menghindari perkara yang membatalkan puasa. Kecuali jika lupa atau dipaksa atau karena kebodohan yang ditolerir oleh syari’at (jahil ma’dzur).

Jahil ma’dzur/kebodohan yang ditolerir syariat ada dua:

a. hidup jauh dari ulama’.

b. baru masuk islam.

Hal-hal yang membatalkan puasa :

1. Masuknya sesuatu ke dalam rongga terbuka yang tembus ke bagian dalam tubuh seperti mulut, hidung, telinga dan lain-lain jika ada unsur kesengajaan, mengetahui keharamannya dan atas kehendak sendiri. Namun jika dalam keadaan lupa, tidak mengetahui keharamannya karena bodoh yang ditolerir atau dipaksa, maka puasanya tetap sah.
1. Murtad, sekalipun masuk islam seketika.
2. Haid, nifas dan melahirkan sekalipun sebentar.
3. Gila meskipun sebentar.
4. Pingsan dan mabuk sehari penuh. Jika masih ada kesadaran sekalipun sebentar, tetap sah.
5. Bersetubuh dengan sengaja dan mengetahui keharamannya.
6. Mengeluarkan mani dengan sengaja, seperti dengan tangan atau dengan menyentuh istrinya tanpa penghalang.
7. Muntah dengan sengaja.

Masalah masalah yang berkaitan dengan puasa:

1. Apabila seseorang berhubungan dengan istrinya pada siang hari Ramadhan dengan sengaja, tanpa terpaksa dan mengetahui keharamannya maka puasanya batal, berdosa, wajib menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sampai maghrib dan wajib mengqodhoi puasa serta wajib membayar kaffaroh [denda] yaitu:

- membebaskan budak perempuan yang islam

- jika tidak mampu, wajib berpuasa dua bulan berturut turut,

- jika tidak mampu maka wajib memberi makanan pada 60 orang miskin masing-masing berupa 1 mud (7,5 ons) dari makanan pokok. Denda ini wajib dikeluarkan hanya bagi laki laki.

2. Hukum menelan dahak :

* Jika telah mencapai batas luar tenggorokan, maka haram menelan dan membatalkan puasa.
* Jika masih di batas dalam tenggorokan, maka boleh dan tidak membatalkan puasa.

Yang dimaksud batas luar menurut pendapat Imam Nawawi (mu’tamad) adalah makhroj huruf kha’ (ح), dan dibawahnya adalah batas dalam. Sedangkan menurut sebagian ulama’ batas luar adalah makhroj huruf kho’(خ), dan di bawahnya adalah batas dalam.

3. Menelan ludah tidak membatalkan puasa dengan syarat:

- Murni (tidak tercampur benda lain)

- Suci

- Berasal dari sumbernya yaitu lidah dan mulut, sedangkan menelan ludah yang berada pada bibir luar membatalkan puasa karena sudah di luar mulut.

4. Hukum masuknya air mandi ke dalam rongga dengan tanpa sengaja:

- Jika sebab mandi sunnah seperti mandi untuk sholat jum’at atau mandi wajib seperti mandi janabat maka tidak membatalkan puasa kecuali jika sengaja atau menyelam.

- Jika bukan mandi sunnah atau wajib seperti mandi untuk membersihkan badan maka puasanya batal baik disengaja atau tidak.

5. Hukum air kumur yang tertelan tanpa sengaja:

* Jika berkumur untuk kesunnahan seperti dalam wudhu’ tidak membatalkan puasa asalkan tidak terlalu ke dalam (mubalaghoh)
* Jika berkumur biasa, bukan untuk kesunnahan maka puasanya batal secara mutlak, baik terlalu ke dalam (mubalaghoh) atau tidak.

6. Orang yang muntah atau mulutnya berdarah wajib berkumur dengan mubalaghoh (membersihkan hingga ke pangkal tenggorokan) agar semua bagian mulutnya suci.

Apabila ia menelan ludah tanpa mensucikan mulutnya terlebih dahulu maka puasanya batal sekalipun ludahnya nampak bersih.

7. Orang yang sengaja membatalkan puasanya atau tidak berniat di malam hari, wajib menahan diri di siang hari Ramadhan dari perkara yang membatalkan puasa (seperti orang puasa) sampai maghrib dan setelah Ramadhan wajib mengqodhoi puasanya.

8. Berbagai konsekuensi bagi orang yang tidak berpuasa atau membatalkan puasa Ramadhan:

1. Wajib qodho’ dan membayar denda :

* Jika membatalkan puasa demi orang lain. Seperti perempuan mengandung dan menyusui yang tidak puasa karena kuatir pada kesehatan anaknya saja.
* Mengakhirkan qodho’ hingga datang Ramadhan lagi tanpa ada udzur.

2. Wajib qodho’ tanpa denda.

Berlaku bagi orang yang tidak berniat puasa di malam hari, orang yang membatalkan puasanya dengan selain jima’ (bersetubuh) dan perempuan hamil atau menyusui yang tidak puasa karena kuatir pada kesehatan dirinya saja atau kesehatan dirinya dan anaknya.

3. Wajib denda tanpa qodho’.

Berlaku bagi orang lanjut usia dan orang sakit yang tidak punya harapan sembuh, jika keduanya tidak mampu berpuasa.

4. Tidak wajib qodho’ dan tidak wajib denda.

Berlaku bagi orang yang gila tanpa disengaja.

Yang dimaksud denda di sini adalah 1 mud (7,5 ons) makanan pokok daerah setempat untuk setiap harinya.

أياما معدودات فمن كان منكم مريضا أو على سفر فعدة من أيام أخر وعلى الذين يطيقونه فدية طعام مسكين فمن تطوع خيرا فهو خير له وأن تصوموا خير لكم إن كنتم تعلمون

184. (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan[114], Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui. (QS.AL-BAQARAH:184)

Hal-hal yang disunnahkan dalam puasa Ramadhan:

1. Menyegerakan berbuka puasa.

2. Sahur, sekalipun dengan seteguk air.

3. Mengakhirkan sahur, dimulai dari tengah malam.

4. Berbuka dengan kurma. Disunnahkan dengan bilangan ganjil. Bila tak ada kurma, maka air zam-zam. Bila tak ada, cukup dengan air putih. Bila tak ada, dengan apa saja yang berasa manis alami. Bila tak ada juga, berbuka dengan makanan atau minuman yang diberi pemanis.

5. Membaca doa berbuka yaitu:
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلىَ رِزْقِكَ اَفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ اْلعُرُوقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ اِنْ شَاءَ اللهُ .اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي أَعَانَنِي فَصُمْتُ وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ اَللّهُمَّ اِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ اَنْ تَغْفِرَ لِي .

6. Memberi makanan berbuka kepada orang berpuasa.

7. Mandi janabat sebelum terbitnya fajar bagi orang yang junub di malam hari.

8. Mandi setiap malam di bulan Ramadhan

9. Menekuni sholat tarawih dan witir.

10. Memperbanyak bacaan Al Quran dengan berusaha memahami artinya.

11. Memperbanyak amalan sunnah dan amal sholeh.

12. Meninggalkan caci maki.

13. Berusaha makan dari yang halal

14. Bersungguh-sungguh di sepuluh hari terakhir, dan lain-lain

Hal-hal yang dimakruhkan dalam puasa Ramadhan:
1. Mencicipi makanan.
2. Bekam [mengeluarkan darah].
3. Banyak tidur dan terlalu kenyang.
4. Mandi dengan menyelam.
5. Memakai siwak setelah masuk waktu duhur.

Hal hal yang membatalkan pahala puasa:
1. Ghibah (gosip)

2. Adu domba

3. Berbohong

4. Memandang dengan syahwat

5. Sumpah palsu.

6. Berkata jorok atau jelek

Rasulullah SAW bersabda :
خمس يفطّرن الصائم الكذب والغيبة والنميمة واليمين الكاذبة والنظر بشهوة

“ Lima perkara yang membatalkan (pahala) puasa : berbohong, ghibah, adu domba, sumpah palsu dan melihat dengan syahwat “ (H.R. Anas)


KEUTAMAAN BULAN PUASA

1. Bulan Al Qur’an

وأن تصوموا خير لكم إن كنتم تعلمون
شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان فمن شهد منكم الشهر فليصمه ومن كان مريضا أو على سفر فعدة

(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
(QS.Al-Baqarah:184)

Ramadhan sering disebut dengan Syahrul Qur’an (Bulan Al-Qur’an), karena awal diturunkannya Al-Qur’an adalah pada bulan ramadhan. Dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai minhajul hayat/pedoman hidup maka manusia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Al Qur’an akan membimbing kita untuk memilih dan memilah perkara hak dan bathil, halal dan haram, serta benar dan salah. Itulah makna firman Allah swt. dalam ayat di atas.

2. Dibukanya Pintu Syurga dan Ditutupnya Pintu Neraka

Ramadhan memberi kita peluang yang lebih besar untuk mendapatkan syurga Allah swt. Tapi tentu hal ini bukan sesuatu yang otomatis kita dapatkan bersamaan dengan datangna Ramadhan, tapi syurga Allah swt bisa kita raih manakala ramadhan ini maksimalkan untuk lebih banyak beramal shaleh dan menjauhi segala hal yang tidak bermanfaat dengan harapan hal ini akan berlanjut terus pasca ramadhan. Rasulullah saw bersabda “Jika tiba bulan Ramadhan, maka dibuka pintu-pintu syurga dan ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu semua syaitan”. (HR. Bukhari Muslim).

3. Dibelenggunya Syetan

Makna bahwa syetan dibelenggu berdasarkan hadits di atas adalah karena ramadhan menjadi bulan paling kondusif untuk beramal shaleh dan mempersempit kemaksiatan yang dihembuskan syetan

4. Dosa-dosa Diampuni
Bulan Ramadhan juga memberi keistimewaan tersendiri karena Allah mengampuni hamba-hamba-Nya yang mampu memaksimalkan ramadhan dengan sebaik-baik amal. Banyak hadits yang menerangkan tentang hgal ini, diantaranya :

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. bersabda “Barangsiapa yang berpuasa di bulan ramadhan dengan penuh iman dan ihtisab maka akan diampuni dosa-dosanya (yang kecil) yang telah lalu.” (HR Bukhori dan Muslim). Makna: ” Penuh iman dan Ihtisab” adalah mengimani wajibnya puasa, mengharapkan pahalanya, hatinya gembira dengan kedatangnnya dan tidak membencinya serta tidak merasa berat beramal di bulan ramadhan.

Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. Bersabda “Shalat yang lima waktu, dari jum’at ke jum’at, dari ramadhan ke ramadhan adalah penghapus dosa yang terjadi diantara rentang waktu tersebut jika menjauhi dosa besar”. (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah saw. pernah naik mimbar kemudian berkata, “Amin, Amin, Amin”. Ditanyakan kepada beliau saw, “Ya Rasulullah, Engkau naik mimbar kemudian mengucapkan : Amin, Amin, Amin ?”. Nabi saw. Bersabda, “Sesungguhnya Jibril as. datang kepadaku dia berkata “Barangsiapa yang mendapati bulan ramadhan tapi tidak diampuni dosanya maka akan masuk neraka dan akan Allah jauhkan dia, katakan: “Amin”, maka akupun mengucapkan “Amin”. (HR Ibnu Khuzaimah {3/192}, Ahmad {2/246, 254} dan Al Baihaqi {4/204})

5. Sebagai Perisai

Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Ibnu Majah, Rasulullah saw menyatakan bahwa puasa itu adalah benteng. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam diri manusia terdapat peperangan antara hak dan bathil, maka diperlukan benteng untuk menjaga agar jiwa selalu istiqomah dalam jalan yang hak, dan puasa menjadi salah satu dari benteng yang mengawal hal tersebut.
.
6. Dikabulkannya Do’a dan Dibebaskan dari Api Neraka

Rasulullah saw. bersabda “Allah swt. memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka setiap siang dan malam bulan ramadhan, dan setiap muslim yang berdo’a akan dikabulkan do’anya.” {HR Bazzar (3142), Ahmad (2/254) Ibnu Majah (16430}

7. Digolongkan Sebagai shiddiqin dan syuhada.

Dari Amr bin Murrah Al-Juhani ra. Berkata, “Datang seorang pria yang datang kepada Nabi saw. kemudian berkata : “Ya Rasulullah, Apa pendapatmu jika aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak untuk diibadahi kecuali Allah, engkau adalah Rasulullah, aku shalat lima waktu, aku tunaikan zakat, aku lakukan puasa Ramadhan dan shalat tarawih di malam harinya, termasuk orang yang manakah aku ? Beliau saw menjawab : “Termasuk dari shiddiqin dan syuhada”. (HR Ibnu Hibban)

Itulah beberapa keistimewaan dan fadhilah bulan ramadhan. Semoga hal ini akan makin memotivasi kita untuk mengisinya dengan amal-amal shaleh terbaik.

HIKMAH DAN MANFAAT PUASA

1.Mensucikan jiwa

Karena hakikat puasa adalah menahan diri untuk tidak melakukan kemaksiatan, dosa dan perbuatan sia-sia, maka saat seseorang berpuasa karena Alloh, menahan diri dari segala kenikmatan syahwati seperti makan, minum, berjima dan lainnya, maka saat itu pula seseorang mampu mengendalikan diri atas nafsunya karena biasanya penyakit hati dan kekotoran jiwa muncul saat kendali itu hilang. Bahkan saat dia sendiri, karena sedang berpuasa, kendali itu akan tetap menjaganya sehingga pahala puasa hanya Allah swt saja yang akan memberikan ganjarannya, seabagaimana hadits Nabi saw :
…dia tidak makan, tidak minum, dan tidak berhubungan dengan istrinya karena-Ku. Puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan memberinya pahala. (HR. Bukhari)

2.Mengangkat unsur ruhani di atas unsur materi

Manusia diciptakan oleh Allah swt dengan 2 unsur utama yaitu unsur materi berupa tanah dan unsur non materi berupa ruh. Unsur materi mengajak kepada kecenderungan duniawi dan sebaliknya unsur non materi mengajak kepada kecenderungan “langit”. Puasa mampu menjadikan unsur ruhani mendominasi atas unsur materi karena kendali dirinya muncul dan senantiasa merasa bersama Allah Azza Wa Jalla. Orang seperti ini akan merasakan kerinduan bertemu dengan Allah swt karena mampu merasakan kenikmatan hidup yang tidak terseret kecenderungan duniawi. Karena itulah Rasul saw bersabda :
Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan, (yaitu) ketika berbuka ia berbahagia dengan berbukanya itu, (dan) ketika bertemu dengan Rabbnya, ia berbahagia dengan puasanya itu (HR. Bukhari Muslim)

3.Mendidik kemauan untuk beramal dalam ketaatan

Allah swt memberi nikmat yang agung kepada manusia terutama nikmat kemampuan intelektual dan kepekaaan jiwa. Namun banyak manusia tidak menyadari atau malah mengabaikan nikmat ini sehingga jiwanya menjadi jiwa yang malas dan lemah. Puasa mampu memberi pelajaran bahwa suatu amal yang berat (yaitu menahan diri dari kecenderungan syahwati) mampu dijalani jika punya kemauan, motivasi yang diiringi tawakkal, sebagaimana firman Allah swt dalam QS.Ali Imran : 159

“Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”

4.Menekan gejolak nafsu seksual

Salah satu di antara senjata syetan dalm menjerumuskan manusia adalah melalui nafsu seksual. Berbagai permasalahan moral saat ini tidak bisa dilepaskan dari nafsu seksual ini. Puasa mampu menjadi benteng untuk melawan gejolak nafsu seksual dengan mereduksi kecenderungan syahwat kepada lawan jenis. Bahkan Rasul saw memerintahkan kepada para pemuda yang belum menikah untuk mengendalikan nafsu syahwatinya dengan berpuasa sebagaimana sabdanya :
Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu nikah maka menikahlah. Sesungguhnya ia lebih dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Sedangkan barangsiapa belum mampu (menikah) maka berpuasalah, karena sesungguhnya puasa itu “pengendali” baginya .
(HR. Bukhari Muslim)

5.Menajamkan perasaan atas anugerah nikmat dari Allah swt

Kenikmatan baru terasa “nikmatnya” jika sudah menghilang. Setiap muslim bisa merasakan nikmat kenyang dan minum jika merasakan lapar dan haus. Puasa akan membuat kita senantiasa mensyukuri nikmat-nikmat dari Allah swt. Inilah yang diungkapkan Nabi saw dalam, sabdanya :
Rabbku pernah menawariku menjadikan kerikil di Makkah (menjadi) emas. Aku menjawab, “Tidak, Ya Rabb. Akan tetapi aku kenyang sehari dan lapar sehari. Apabila aku lapar, aku merendah sembari berdzikir kepada-Mu, dan apabila aku kenyang, aku memuji-Mu dan bersyukur kepada-Mu.” (HR. Ahmad dan At Tirmidzi dari Abu Umamah)

6.Mempersiapkan manusia menjadi orang yang bertaqwa

sebagaimana firman Allah swt dalam QS. Al Baqarah : 183

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

AMALAN BULAN PUASA

1. Berpuasa

Rasulullah saw. telah bersabda, artinya: “Setiap amal baik manusia akan dibalas sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat.” Allah swt. Berfirman : “(kecuali puasa), amal ibadah ini khusus untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya, karena ia telah meninggalkan syahwat makan dan minumnya karena Aku.” Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika menemui Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kesturi.” (HR Bukhari dan Muslim)

Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan agar kita mendapatkan keberkahan dari puasa yang kita jalani, yaitu dengan melaksakan sunnah Nabi yang terkait dengan hal ini, yaitu :

- Mendahulukan berbuka
“Selalu manusia itu berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.”(HR. Bukhari Muslim).

- Sebelum berbuka membaca doa yang dicontohkan Nabi saw yaitu “Dzahabadh dhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insya Allah”, yang artinya “Telah hilang dahaga dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap, Insya Allah.” (HR. Abu Dawud dalam Hisnul Muslim : 168, Shahihul Jami’ : 4/209)

- Berbuka dengan kurma atau air.
Kebiasaan Rasulullah saw., beliau berbuka dengan kurma segar. Jika tak ada, maka dengan kurma kering. Bila itupun tak ada maka dengan beberapa teguk air. (HR. Ath Thabrani)

- Mengakhirkan sahur
“Perbedaan antara puasa kami dan puasa ahli kitab yaitu makan sahur.” (HR. Muslim : 1096).
“Bersahurlah kalian, karena dalam sahur itu terdapat barakah.” (HR. Muslim : 1095).
“Kami sahur bersama Rasulullah saw., kemudian kami bangkit untuk shalat. Aku katakan kepadanya : ‘Berapa lama antara keduanya?’ Ia menjawab, “(kira-kira orang membaca) lima puluh ayat.” (HR. Muslim : 1097)

- Tidak boros dalam makan dan minum
Berlebih-lebihan adalah perbuatan syetan, bahkan sesungguhnya hakikat puasa adalah justru melatih hidup secukupnya dengan sederhana. Janganlah ketika ramadhan malah bertambahnya anggaran belanja sehingga kemudian menjadi beban dalam mencari nafkah.

2. Qiyamullail

Qiyamullail pada bulan ramadhan biasanya disebut dengan tarawih. Walau hukumnya sunat tapi Rasul saw tidak pernah meninggalkannya. Boleh dilakukan dengan berjama’ah berdasar hadits “Barangsiapa mendirikan shalat malam bersama imam sehingga selesai, dicatat baginya shalat semalam suntuk. ” (HR. Ashhabus Sunan, sanad shahih). Rasul saw. juga bersabda, “Barang siapa shalat malam di bulan ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR.Bukhari dan Muslim).

3. Bersedekah

Rasulullah saw. adalah orang yang sangat dermawan, terutama bulan ramadhan. Beliau saw pernah bersabda: “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan.” (HR At Tirmidzi). Bentuk sedekah dibulan suci ini ialah dengan memberi makan kepada sesama muslim terutama sekali kepada para fakir miskin dan lebih khusus bagi mereka yang taat dalam beragama. Disebutkan bahwa Abdullah Ibnu Umar ra tidak berbuka kecuali bersama anak-anak yatim dan fakir miskin. Cara lain bersedekah di bulan Ramadhan ialah dengan memberi buka puasa kepada orang-orang yang berpuasa mengundang mereka berbuka bersama dan lainnya. “Dan shadaqah itu bisa memadamkan kesalahan (dosa) sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi : 2616, At Tirmidzi : 2110)

4. Tilawah dan tadabur Al Qur’an

Selama ramadhan diupayakan memperbanyak tilawah Al-Qur’an agar lebih cepat dan lebih banyak menghatamkannya, dengan tetap harus memperhatikan kaidah tilawah yang benar. Memperbanyak bacaan Al Qur’an ketika bulan Ramadhan merupakan amalan Rasulullah saw, para shahabat dan para shalihin. Selain itu, tilawah juga diiringi dengan mentadaburinya agar memahami makna dari ayat-ayat yang kita baca sehingga merasakan keagungan Al Qur’an yang pada akhirnya menjadikan jiwa semakin bertaqwa. Nabi saw pernah mengomentari para ahli shuffah (kaum Muhajirin yang tinggal di Masjid Nabawi) yang menangis karena mentadaburi Al Qur’an surat An Najm : 59-60. Beliau saw. bersabda, “Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah.” (HR Al Baihaqi).

5. Memperbanyak dzikir dan shalat sunnah

Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa shalat fajar dengan berjama’ah lalu duduk berdzikir (mengingat) Allah sampai terbit matahari, kemudian shalat dua raka’at maka baginya pahala seperti haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. At Tirmidzi). Jika amalan ini mendapat balasan begitu besar pada bulan-bulan biasa, apalagi pada saaat ramadhan.

6. Umrah di bulan Ramadhan

Rasulullah saw. bersabda, “Umrah di bulan Ramadhan menyamai (pahala) haji.” dalam riwayat lain, “menyamai (pahala) haji bersamaku.” (HR Bukhari Muslim).

7. Berusaha meraih lailatul Qadar

Keutamaan malam ini amat besar, sebagaimana firman Allah swt dalam QS. Al Qadr : 1-3

“Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”

8. I’tikaf

I’tikaf sangat ditekankan pada sepuluh malam terakhir bulan ramadhan untuk mendapat lailatul qadar. Diriwayatkan bahwa Nabi saw. selalu melakukan i’tikaf pada setiap sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, dan pada tahun kewafatannya beliau beri’tikaf duapuluh hari. (HR. Bukhari). Aisyah ra. Menceritakan, “Adalah Rasulullah saw., jika masuk malam-malam sepuluh yang terakhir dari bulan ramadhan, (beliau saw.) menghidupkan malam, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya.” (HR. Bukhari Muslim)

9. Memperbanyak istighfar untuk memohon ampun kepada Allah swt

Allah swt berfirman, “Dan mintalah kalian ampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Muzammil : 20). Begitu pula dalam QS. Huud : 3 “Dan hendaklah kalian meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya.” Rasulullah saw. Bersabda, “Wahai manusia bertaubatlah kepada Allah dan istighfarlah kepada-Nya, maka sungguh aku beristighfar seratus kali setiap hari.” (HR. Muslim : 2702)

10. Menjauhi perbuatan maksiat dan sia-sia

Banyak kaum muslimin terutama generasi muda yang mengisi bulan ramadhan dengan perbuatan sia-sia dan maksiat


HADITS-HADITS YANG BERKAITAN DENGAN PUASA

Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala (keridhoan) Allah SWT. maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.(HR. Ahmad)

Allah 'Azza wajalla mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunahkan shalat pada malam harinya. Barangsiapa berpuasa dan shalat malam dengan mengharapkan pahala(keridhoan) Allah. maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya.(HR. Ahmad)

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam menaiki mimbar (untuk berkhutbah). Menginjak anak tangga (tingkat) pertama beliau mengucapkan "Amiiin",begitu pula pada anak tangga (kedua dan tiga). Seusai shalat para sahabat bertanya,"mengapa Rasulullah mengucapkan "Amiiin"? Beliau menjawab, Malaikat jibril datang dan berkata,"kecewa dan merugi seseorang yang bila namamu disebut dan dia tidak mengucapkan shalawat atasmu.'lalu aku berucap amiiin'. Kemudian Jibril as berkata lagi,kecewa dan merugi orang yang berkesempatan hidup bersama ke dua orang tuanya tetapi dia tidak sampai bisa masuk syurga.'lalu aku mengucapkan amiiin'. Kemudian berkata lagi. Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan(hidup) pada bulan tetapi tidak terampuni dosa-dosanya.Lalu aku mengucapkan amiiin."(HR.Ahmad)

Bau mulut seorang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat dari harumnya misik(minyak wangi paling harum di dunia).(HR.Bukhari)

makanlah pada waktu sahur, sesungguhnya makan pada waktu sahur menyebabkan berkah.(HR.Muafaq'alaih)

manusia tetap berkondisi baik, selama mereka tidak menunda-nunda berbuka puasa.(HR.Bukhari)

Barangsiapa tidak dapat meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta (waktu berpuasa) maka Allah SWT tidak membutuhkan lapar dan hausnya.(HR.Bukhari)

Barangsiapa shalat pada malam laitul Qodar dengan keimanan dan harapan pahala dari Allah SWT maka akan terampuni dosa-dosanya yang terdahulu.(HR.Bukhari)

Mungkin hasil yang diraih seseorang yang shaum (berpuasa) hanya lapar dan haus. dan mungkin hasil yang di capai seorang yang shalat malam (qiyamul lail) hanyalah berjaga.(HR.Ahmad dan Al Hakim)

Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berbuka puasa maka dia memperoleh pahalanya, dan pahala bagi yang (menerima makanan) berpuasa tidak dikurangi sedikitpun.(HR.Tirmidzi)

Tidaklah termasuk kewajiban orang yang tetap berpuasa dalam perjalanan (musafir).(HR.Bukhari)

Barangsiapa berbuka puasa sehari tanpa rukhisah(alasan yang dibenarkan) atau sakit. maka tidak akan dapat di tebus (dosanya) dengan berpuasa seumur hidup meskipun dia melakukannya.(HR.Bukhari dan Muslim)

Barangsiapa berpuasa ramadhan (penuh) lalu di ikuti dengan berpuasa enam hari dalam bulan syawal maka dia seperti berpuasa seumur hidup.(HR.Muslim)

KHUTBAH ROSULULLAH MENYAMBUT RAMADHAN


“Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yg paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.

Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah, Allah Ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengadzab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbal-alamin.

Wahai manusia, barangsiapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu.

(Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan khotbahnya, “Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan seteguk air.”)

Wahai manusia, siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, ia akan berhasil melewati Sirathal Mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain.

Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.”

(Aku –Ali bin Abi Thalib yang meriwayatkan hadits ini– berdiri dan berkata, “Ya Rasulullah, apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi, “Ya Abal Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.)


MOHON MAAF BILA ADA KESALAHAN DAN MOHON DILURUSKAN BILA ADA KESALAHAN

0 komentar:

Posting Komentar